Ferry Curtis: Menyuarakan Literasi lewat Lagu

Ferry Curtis: Menyuarakan Literasi lewat Lagu

Sejak tahun 2000-an. Ferry Curtis aktif menyuarakan pentingnya literasi melalui jalur musik balada yang ditekuninya. Ia bisa dibilang sebagai salah seorang penggagas gerakan literasi melalui musik. Banyak lagu ia ciptakan menyuarakan pentingnya literasi dalam kehidupan. Selain tema itu, lagunya juga banyak bertemakan semangat kebangsaan dan kemanusiaan.

Melalui lagu-lagunya, Ferry Curtis berusaha menularkan pentingnya literasi pada masyarakat. Sejak tahun 2000, ia mulai getol mengampanyekan gerakan literasi ke berbagai daerah. Perjalanannya ini membuahkan album “Jangan Berhenti Membaca” yang berisi lima lagu bertema literasi. Ferry mengemas lagu berjudul Ke Pustaka, Mari Membaca, Jangan berhenti Membaca, Buku Sahabatku, dan Cinta untuk Semua Guru, dalam musik balada.

Dalam menulis lagu, Ferry sangat memerhatikan kedalaman makna dari setiap liriknya. Oleh karena itulah, anak bungsu dari delapan bersaudara itu begitu menyadari pentingnya membaca. Namun, pentingnya membaca bukan hanya untuk menulis lirik lagu. Menurutnya orang yang melek literasi memiliki kesempatan lebih besar untuk meningkatkan taraf kehidupannya. Ia juga memiliki keyakinan, bangsa yang maju adalah bangsa dengan warga berliterasi tinggi. Hal itu yang menjadi salah satu alasan yang mendorongnya untuk menyuarakan pentingnya literasi bagi kehidupan.

Literasi, kata Ferry, seringkali dimaknai secara sempit, yaitu hanya sekadar membaca buku. Padahal, tidak hanya itu. Menurutnya, ada makna yang jauh lebih besar dari pemahaman tersebut. “Literasi itu memang kata yang mendasarinya membaca. Tapi literasi itu berkembang pada akhirnya. Literasi ini adalah bagaimana mendorong orang untuk menyadari bahwa membaca itu penting, membaca setiap hal,” ujar Ferry.

Baginya, literasi bukan hanya persoalan membaca buku kemudian selesai. Jauh lebih penting adalah memilih bacaan, mengikat makna dari suatu bacaan, mengerti apa yang dibaca dan harus dibaca, serta tentunya menerapkan dalam kehidupan sehari-hari. Siapapun bisa gemar membaca, bahkan memiliki koleksi ratusan hingga ribuan buku. Tapi, hal itu tak menjamin seseorang bisa mengikat makna dan menerapkan apa yang dibaca dalam kehidupan sehari-hari.

“Membaca itu biasa. Tapi yang penting dia sadar apa yang harus dia baca, sadar apa yang harus dipelajari, sadar apa yang harus dilakukan, dan sadar dia melakukan sesuatu untuk kepentingan masyarakat di samping untuk dirinya,” tutur Ferry.

Share this post